Jumat, 26 Oktober 2007

URUNAN PROJECT E-GOVERNMENT

KOLABORASI PENGEMBANGAN E-GOVERNMENT NASIONAL DALAM

PERSPEKTIF OTONOMI DAERAH


Otonomi daerah merupakan sebuah kebijakan strategis yang memiliki dampak luas. Terbentuknya raja-raja kecil menyebabkan kebijakan nasional menjadi tidak lagi mudah dilaksanakan pada perspektif otonomi. Otonomi itu pula yang melahirkan daerah kaya dan daerah miskin. Kesenjangan antar daerah jadi tidak terelakkan. Termasuk kesenjangan dalam pengembangan Sistem Informasi E-government dan integrasi nasionalnya.

Komitment yang relatif rendah dari pimpinan pusat hingga daerah menyebabkan e-government menjadi tidak terkoordinir dengan baik. Akibatnya terjadi pemborosan luar biasa pada proyek mercu suar e-government, sementara di sisi lain tidak sedikit daerah yang hampir tidak memiliki alokasi dana bagi pengembangan Teknologi Informasi dalam pemerintahan ini. Pada sisi teknis, penerbitan kebijakan nasional di bidang Teknologi Informasi dan e-government yang terlambat menyebabkan daerah mengembangkan e-government tanpa standarisasi teknis, biaya dan mengabaikan integrasi database nasional. Sementara daerah miskin tidak dapat berbuat banyak bagi pengembangan e-government bagi penciptaan good government, clean governance dan pelayanan umum yang terbaik.

Pengembangan e-government terintegrasi nasional ini harus dilaksanakan dalam perspektif otonomidaerah, dalam arti kreatifitas daerah untuk mengembangkan e-government sesuai dengan kebutuhan daerah tetap dijunjung tinggi, sedapat mungkin dihindarinya re-development Sistem Informasi e-government dan Teknologi Informasi daerah yang telah ada untuk menghindari pemborosan anggaran serta penyiapan SDM pemerintahan yang handal untuk bisa mandiri mengelola e-government.

Langkah awal telah ditempuh oleh puluhan daerah melalui pembentukan forum e-government Indonesia dengan

URUNAN PROJECT-nya. Urunan Project merupakan konsep kerjasama antar daerah melalui pembiayaan bersama pengembangan Sistem Informasi dan database e-government dengan harapan akan mampu menekan biaya pengembangan yang selama ini dinilai cukup fantastis namun kurang signifikan memberikan manfaat bagi masyarakat. Sistem Informasi dan database yang dihasilkan Urunan Project akan menjadi Open Source Software sehingga dapat dikembangkan daerah sesuai dengan kebutuhannya.

Urunan Project difokuskan pada pembangunan sebuah pusat studi, penelitian dan pembangunan Sistem Informasi E-government yang kegiatannya dibiaya secara urunan (iuran) oleh para pengelola E-government. Gambaran awal biaya yang diperlukan adalah Rp. 1 juta/Sistem Informasi/Daerah. Melalui urunan project akan dihasilkan suatu Sistem Informasi e-government yang paling memungkinkan untuk integrasi database nasional.


Sumber : www.rachdian.com/component/option,com_docman


PROFESI IT ARCHITEC



Secara gampang, IT Architect adalah orang yang punya peran mendesain suatu system IT, dan bertanggung jawab terhadap desain tersebut. Profesi ini memang belum semapan ataupun "well defined" seperti halnya profesi akuntan, dokter maupun pengacara. Maka itu sekumpulan IT Architect mendirikan IASA (International Association of Software Architect), untuk mengumpulkan IT Architect di seluruh dunia untuk mendefinisikan profesi ini secara lebih formal, mendefinisikan "body of knowledge" & "skill set" untuk profesi ini, mendefinisikan "rigourus training" untuk orang yang ingin berprofesi di bidang ini, termasuk sertifikasi dan legalisasi, seperti halnya dokter ataupun pengacara. IASA dimulai di Austin, Texas, Amerika Serikat, sekarang sudah ada Chapter-nya di negara-negara Asia Tenggara, termasuk di Indonesia yang coba kami jalankan dengan "tidak mudahnya". :)

Seberapa penting sih IT Architect ini? Bayangkanlah software yang digunakan untuk Air Traffic Control System di airport, Life Support System di rumah sakit, system di bursa saham, system di bank, dan seterusnya. Kalau suatu bangunan runtuh karena isu desain, arsitek dan civil engineer-lah yang bertanggunjawab, karena mereka yang mendesain dan merealisasikan bangunan tersebut. Demikian juga di dunia IT, kalau ada pesawat jatuh karena error di Air Traffic Control, kalau ada orang mati karena error di Life Support System, uang yang "hilang" di bank dan seterusnya, seorang IT Architect-lah yang mesti bertanggung jawab. Jadi, "big responsibility!"

Di regional Asia Tenggara, untuk pertama kalinya diadakan symposium untuk para IT Architect ini. Event ini diadakan di Kuala Lumpur. Di event ini, para praktisi Architect di seluruh Asia Tenggara berkumpul. Event ini mendapat support luar biasa dari pemerintah Malaysia karena event ini dibuka oleh Dato' Kong Cho Pa, Deputy Minister of Science, Technology and Innovation Malaysia yang juga ternyata aktif sebagai IASA Patron. Event ini juga dianggap penting oleh para Country Manager dari vendor-vendor besar seperti IBM, Microsoft, Oracle dan SAP. Jarang-jarang Country Manager dari vendor-vendor besar ini bisa berada dalam suatu ruangan. Tanpa diwakili oleh "next layer"-nya. Kenapa para vendor besar ini bersatu dan mendukung? Ini karena IASA adalah organisasi IT Architect yang "vendor agnostic". Para IT Architect dengan berbagai latar belakang teknologi ada di sini.